Anak Abah nang Manis

Anak Abah nang Manis
Nama mu hidup dalam hembusan pagi yg indah

Selasa, 23 Juni 2015

penggunaan alat-alat bantu (huruf jarr dan nashab) dalam penafsiran al-qur'an


PENGGUNAAN ALAT-ALAT BANTU ( HURUF JARR DAN NASHAB )
KAITANNYA DENGAN PENAFSIRAN AL-QUR’AN

MAKALAH
Dipersentasikan pada seminar kelas
Mata Kuliah Qawaid Tafsir

Dosen Pengasuh:
Prof. Dr. Abdullah Karim, M.Ag
Prof. Dr. H. Ahmad Fahmy Arief, M.A

IAIN-WARNA

Disusun Oleh




                                             Norhasanah
1402521328

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
PROGRAM PASCA SARJANA
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2014



DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ i

BAB      I        PENDAHULUAN.......................................................................... 1

BAB      II       PEMBAHASAN............................................................................. 2
                        A. Huruf Jarr ................................................................................... 2
                        B. Huruf Nashab.............................................................................. 9

                       
                                                                                                    
BAB      III     PENUTUP..................................................................................... 13
                        Simpulan......................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 14


BAB I
PENDAHULUAN

Al-Qur’an Al-Karim adalah mu’jizat Islam yang kekal dan kemu’jizatannya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Tujuan pokok diturunkan Al-Qur’an adalah petunjuk bagi manusia dan sebagai pembeda antara yang haq dan yang batil. Al-Qur’an memuat apa yang di butuhkan oleh manusia , baik dalam urusan agama maupun dunia mereka untuk memahami pesan Al-Qur’an tersebut diperlukan suatu upaya yang disebut dengan tafsir.
Menafsirkan Al-Qur’an bukan upaya mudah. Hal ini karena sejarah mencatat bahwa didalam Al-Qur’an terdapat banyak kosa kata yang tidak atau belum dipahami oleh Sahabat Nabi. Padahal mereka adalah orang Arab asli yang langsung menerima Al-Qur’an yang berbahasa Arab dari Nabi Muhammad saw, dan menyaksikan situasi serta kondisi yang melatar belakangi turunnya ayat-ayat Al-Qur’an tersebut.  Dalam menafsirkan Al-Qur’an, seorang mufassir dituntut menguasai beberapa cabang ilmu untuk dapat menafsirkan sesuai kaidah tafsir Al-Qur’an. Ia tidak memiliki  kewenangan untuk menafsirkan, bila ia tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk menjadi seorang mufassir.
Metodologi tafsir yang digunakan pun harus sesuai tuntunan Rasulullah saw, para sahabat, tabi’in serta para ulama yang mumpuni. Dengan kata lain, merekalah rujukan utama kita. Karena itulah, Rasulullah mengancam dengan siksa neraka bagi siapa saja yang berani menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an tanpa penguasaan ilmunya Agar fungsi-fungsi Al-Qur’an tersebut dapat terwujud, maka kita harus menemukan makna-makna firman Allah saat menafsirkan Al-Qur’an.Tidak semua orang boleh menafsirkan Al-Qur’an. Seseorang yang hendak menafsirkan Al-Qur’an mestilah terlebih dahulu menguasai’ulum al-qur’an (ilmu-ilmu Al-Qur’an). Salah satu ilmu yang harus dikuasai diantaranya adalah kaidah-kaidah tafsir. Kaidah ini sangat membantu para mufassir dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam makalah ini membahas penggunaan alat-alat bantu dalam menafsirkan Al-Qur’an.


 
BAB II
PEMBAHASAN

A.          HURUF JARR

Huruf menurut istilah Nahwu adalah jenis kata yang berfungsi sebagai kata bantu, yaitu kata yang mengandung makna yang tidak berdiri sendiri. Maknanya hanya bisa diketahui dengan bersandingkan dengan kata yang lain. Tanda huruf adalah tidak menerima tanda-tanda isim atau fi’il dengan ungkapan lain bahwa huruf adalah tanpa tanda pengenal.[1]
Huruf adalah lafazh-lafazh tertentu yang terdiri dari satu atau lebih huruf-huruf  alfabet bahasa Arab dan tidak jelas maknanya kecuali setelah dirangkaikan dengan kata yang lain.[2]
Sedangkan pengertian huruf jarr adalah huruf yang menjarrkan isim yang jatuh sesudahnya dan menyempurnakan makna fi’il sebelumnya.[3]
Huruf jarr yakni huruf-huruf yang memberi makna tertentu bagi kata yang berkaitan dengannya.
Pembagian huruf jarr, dilihat dari majrurnya terbagi menjadi dua; Pertama huruf jarr yang menjarrkan pada isim dhohir, yaitu ada sepuluh:    لعل , مذ , منذ , حتى , الكاف , واو , رب , تاء , كي ,متى.    . Kedua, huruf jarr yang menjarrkan pada isim dhomir dan isim dhohir, yaitu ada sepuluh selain yang diatas:                               [4]  من , إلى, خلا , حاشا , عدا , في , الباء , عن , على , اللام.

Makna- makna huruf jarr dan contoh ayat sebagai berikut:
1.    إلى
Sebuah huruf jarr yang memiliki beberapa makna, yang paling masyhur adalah berakhir dengan suatu tujuan, baik itu berupa masa, seperti dalam QS. Al-Baqarah:187;  ثم أتموا الصيام إلى الليل  (kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam), atau berupa tempat. Sedangkan menurut pendapat para ulama Kufah adalah menunjukkan makna kebersamaan, seperti dalam QS. Ali Imran:52 ; من   أنصاري إلى الله (siapakah orang-orang yang menolongku kepada Allah). Makna lainnya adalah sebagai dzaraf seperti fii dalam QS. An Nisa:87; ليجمعنكم إلى يوم القيامة  (sesungguhnya Allah akan mengumpulkan kalian pada hari kiamat) maknanya adalah didalamnya.[5]
2.    التاء
Adalah sebuah huruf yang maknanya adalah sumpah. Dan ini dikhususkan pada nama Allah, seperti dalam QS. Al Anbiya:57; وتا الله لاكيدن أصنامكم (demi Allah, aku akan menipu berhala-berhala kalian). Pada sumpah ini ada tambahan makna ketakjuban.[6]
3.    حتى
Adalah sebuah huruf  untuk menunjukkan berakhirnya suatu tujuan (sampai), seperti ila. Huruf ini tidak menjarrkan, kecuali hanya pada isim dhahir atau suatu akhiran yang didahului oleh sesuatu yang memiliki bagian-bagian, seperti dalam QS. Al Qadar:5; سلام هي حتى مطلع الفجر  (malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar).[7]
4.    ربّ
Adalah sebuah huruf yang maknanya selalu menunjukkan makna banyak. Seperti dalam QS. Al Hijr:2 ; ربما يود الذين كفروا لو كانوا مسلمين (orang-orang kafir itu seringkali nanti diakhirat menginginkan kiranya mereka dahulu di dunia menjadi orang-orang muslim).[8]
5.    على
Adalah sebuah huruf jarr yang mempunyai beberapa makna. Pertama: yang paling masyhur adalah untuk menunjukkan makna isti’la, baik itu yang bersifat indrawi atau maknawi, seperti dalam QS. Al Mukminun:22; وعليها وعلى الفلك تحملون (dan di atas punggung-punggungbinatang ternak itu dan juga di atas perahu-perahu kamu diangkut).
Kedua: mushahabah penyertaan seperti  مع, dalam QS. Al Baqarah:177; وأتى المال على حبه (dan dia memberikan harta dengan kecintaannya kepada harta itu).
Ketiga: bermakna seperti  من (dari), seperti dalam QS. Al Muthaffifin:2 ;إذا اكتالوا على الناس يستوفون  (yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi).
Keempat: ta’lil seperti lam, seperti dalam QS. Al Baqarah:18;  ولتكبروا الله على ما هداكم (dan agar kalian mengagungkan Allah karena dia telah memberikan hidayah kepada kalian).
Kelima: dzaraf seperti في , seperti dalam QS. Al Qashash:15;  ودخل المدينة على حين غفلة من أهلها (dan Musa masuk ke dalam kota pada waktu penduduknya sedang lengah).
Keenam: sinonim dengan makna ba’, seperti dalam QS. Al A’raf:105; حقيق على أن لا أقول (wajib atasku untuk tidak mengatakan).[9]
6.    عن
Adalah sebuah huruf jarr yang memiliki beberapa makna, yaitu: Pertama: yang paling masyhur adalah mujawajah (menunjukkan makna lampau), seperti dalam QS. An Nur:63 ;  فليحذر الذين يخالفون عن أمره أن تصيبهم فتنة  (hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul, takut akan ditimpa cobaan). Maksudnya adalah mereka melampauinya dan menjauh darinya.
Kedua: badal (pengganti), seperti dalam QS. Al Baqarah:48; لا تجزي نفس عن نفس شيئا (seseorang tidak dapat membela seseorang yang lainnya sedikitpun).
Ketiga: ta’lil, seperti dalam QS. At Taubah:114; وما كان استغفار إبرهيم لابيه إلا عن موعده وعدها إياه (dan permintaan ampun dari Ibrahim kepada Allah untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu).
Keempat: sinonim dengan  على من, بعد ,, seperti dalam QS. Muhammad:38;  فاءنما يبخل عن نفسه (maka dia hanya bakhil atas dirinya sendiri), dalam QS. At Taubah:104; يقبل التوبة عن عباده (dia menerima taubat dari hamba-hamba-Nya) dan dalam QS. Al Maidah:13;   يحرفون الكام عن مواضعه(mereka suka mengubah perkataan-perkataan dari tempatnya).[10]
7.    في
Sebuah huruf jarr yang memiliki beberapa makna, yaitu: Pertama: yang paling masyhur adalah menunjukkan dzaraf, baik itu tempat atau waktu atau bisa juga sebagai kiasan seperti dalam QS. Yusuf:7;لقد كان في يوسف واخوته ايات  (sesungguhnya ada beberapa tanda kekuasaan Allah pada kisah Yusuf dan saudara-saudaranya).
Kedua: mushahabah seperti , مع dalam QS. An Naml:12; في تسع ايات (bersama dengan sembilan mukjizat). Ketiga: ta’lil dan isti’la, seperti dalam QS. Yusuf:32;  فذلكن الذي لمتنني فيه (itulah dia orang yang kamu cela aku karena tertarik kepadanya) dan dalam QS. Thaha:71; ولاصلبنكم في جذوع النخل (dan sesungguhnya aku akan menyalib kalian pada pangkal pohon kurma).
Keempat: sinonim dengan , من , عن, ب  إلى, seperti dalam QS. Asy Syura:11; يذكرؤكم فيه  (dia menjadikan kamu berkembang biak dengan jalan itu), dalam QS. Ibrahim:9; فردوا ايديهم في افواههم (mereka menutup tangan-tangan mereka ke mulut-mulut mereka), dan dalam QS. An Nahl:89; ويوم نبعث في كل امة شهيدا (pada suatu hari di mana kami akan membangkitkan dari setiap umat itu seorang saksi), dan dalam QS. Al Isra’:72;  فهو في الاخرة اعمى (maka dia di akhirat akan lebih buta).
Kelima: perbandingan yaitu yang masuk kepada sesuatu yang lebih rendah disebutkan sebelumnya dan sesuatu yang lebih baik disebutkan setelahnya dan taukid yaitu tambahan, seperti dalam QS. At Taubah:38;   فما متاع الحياة الدنيا في الاخرة إلا قليل (dan tiadalah kenikmatan dunia itu dibanding dengan kenikmatan akhirat kecuali hanya sedikit) dan dalam QS. Hud:41; وقال اركبوافيها (dan dia berkata : naiklah ke dalamnya).[11]
8.    الكاف
Sebuah huruf jarr yang memiliki beberapa makna: Pertama: yang paling masyhur adalah tasybih (penyerupaan), seperti dalam QS. Ar Rahman:24; وله الجوار المنشات في البحر كالاعلام (dan kepunyaan-Nyalah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-gunung). Kedua: ta’lil dan taukid, seperti dalam QS. Al Baqarah:151;  كما ارسلنا فيكم رسولا (sebagaimana kami telah mengutus seorang utusan diantara kamu) dan QS. Asy Syura:11; ليس كمثله شيئ (dia tidak serupa dengan sesuatu apapun)[12]
9.    اللام
Digunakan sebagai huruf jarr dibaca dengan kasrah jika masuk kepada isim dlahir. Adapun makna istihqaq (menyertakan hak), yaitu huruf yang terletak diantara kata yang bersifat maknawi dan dzati, seperti dalam QS. Al Fatihah:1; الحمد لله  (segala puji adalah milik Allah).[13]
10.          من
Adapun makna huruf jarr ini sangat beragam. Pertama: permulaan batas tempat atau waktu seperti firman Allah dalam QS. Al Baqarah:187;ثم أتموا الصيام إلى اليل (kemudian lanjutkan puasa sampai malam). Kedua: sebagian, seperti dalam QS. Al Baqarah: 253; منهم من كلم الله (sebagian dari mereka ada yang Allah berbicara kepada mereka). Ketiga: menjelaskan tentang jenis, misalnya QS. Al Hajj:30 ;فاجتنبوا الرجس من الأوثن  (hindari kotoran dari jenis penyembahan berhala).[14]
11.          الواو
Adapun yang digunakan sebagai huruf jarr adalah yang diterapkan pada sumpah, seperti dalam QS. Al An’am:23; الله ربنا ما كنا مشركين و (demi Allah, Tuhan kami. Kami bukanlah orang-orang yang musyrik). Sebagai huruf yang tidak beramal ada beberapa macam, yaitu: Pertama: untuk menunjukkan makna pengumpulan secara mutlak, seperti dalam QS. Al Ankabut: 15;  فاْ نجيناه و أصحاب السفينة (maka kami menyelamatkannya dan menyelamatkan para penumpang perahu). Kedua: untuk memulai suatu kalimat baru, seperti dalam QS. Al An’am; ثم قضى أجلا وأجلا مسمى عنده (sesudah itu ditentukan ajal kematianmu, dan ada lagi ajal yang ditentukan untuk berbangkit di sisi-Nya). Ketiga: menunjukkan bahwa kalimat setelahnya adalah keterangan keadaan, seperti dalam QS. Al Baqarah: 30;  نحن نسبح بحمدك و نقدس لكو (padahal kami bertasbih dengan memuji kepada-Mu dan mensucikan-Mu).[15]


B.           HURUF NASHAB

1.      إنّ
Digunakan dalam beberapa makna: Pertama: untuk penegasan dan pembenaran. Inilah makna umum, seperti dalam QS. Al Baqarah:176; إنّ الله غفور رحيم  (sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). Kedua: untuk ta’lil, seperti dalam QS. Yusuf:53; وما أبرئ نفسي إن النفس لأمارة بالسوء (dan aku tidak membebaskan diriku dari kesalahan karena sesungguhnya nafsu itu menyuruh kepada kejahatan).[16]
2.      أنّ
Sebagai huruf yang menegaskan, seperti dalam QS. Ath Thalaq:12; لتعلموا ان الله على كل شيء قدير    (agar kalian mengetahui bahwa Allah itu maha kuasa atas segala sesuatu).[17]


3.      إنْ
Digunakan untuk menunjukkan makna syarat, seperti dalam QS. Al Anfal:38 ; إن ينتهوا يغفر لهم ما قد سلف  (jika mereka berhenti, maka akan diampuni apa yang telah lalu).[18]
4.      أنْ
Digunakan sebagai huruf masdari yang menashabkan fi’il mudhari’ dan terletak di dua tempat, yaitu pada permulaan kalimat,  maka kedudukannya adalah fi mahalli raf’in, seperti dalam QS. Al Baqarah:184; وان تصوموا خير لكم (dan jika kalian berpuasa itu adalah lebih baik bagi kalian).[19]
5.      كأنّ
Kata ini digunakan pada tempat-tempat di mana penyerupaan itu sangat kuat. Sehingga seolah-olah orang yang rmelihat itu ragu apakah yang diserupakan itu musbih merupakan asal dari yang diserupakan atau yang lainnya, juga kadang-kadang tasydidnya dibuang, seperti dalam QS. Yunus:12; كأن لم يد عنا إلى ضر مسه
(seolah-olah dia tidak pernah berdo’a kepada kami untuk menghilangkan bahaya yang telah menimpanya).[20]
6.      لكنّ
Dengan tasydid pada nun. Sebuah huruf yang menashabkan isim dan merafa’kan khabar dan maknanya adalah istidrak yang ditafsirkan sebagai penisbatan kata setelahnya menjadi berbeda maknanya dengan kata sebelumnya, seperti dalam QS. Al Baqarah:102 ; وما كفر سليمن ولكن الشياطين كفروا   (padahal Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-setan itulah yang kafir).[21]
7.      لعل
Sebuah huruf yang menashabkan isim dan merafakan khabar dan memiliki beberapa makna, yaitu: Pertama: yang paling masyhur adalah mengharapkan terjadinya sesuatu agar dapat terwujud sesuai dengan yang disukai, seperti dalam QS. Al Baqarah:189; لعلكم تفلحون  (semoga saja kalian adalah orang-orang yang berbahagia). Ta’lil, seperti dalam QS. Thaha:44 ;  فقو لاله قولا لينا لعله يتذكر أو يخشى
(maka katakanlah kepadanya perkataan yang lemah lembut, sebab boleh jadi dia akan menjadi ingat atau menjadi takut). Ketiga: makna pertanyaan, seperti dalam QS. Abasa:3 ; وما يدرك لعله يزكى (tahukah kamu barangkali dia ingin membersihkan diri).[22]
8.      لن
Sebuah huruf nashab untuk menunjukkan masa yang akan datang, seperti dalam QS. Al A’raf:143 ; فلن أكلم اليوم إنسيا  (maka pada hari ini aku tidak berbicara dengan satu orang pun).[23]
9.      كي
Sebuah huruf yang bermakna ta’lil, seperti dalam QS. Al Hasyr:7 ;
  لايكون دولة بين الاغنياءكي (supaya harta itu tidak hanya beredar diantara orang-orang yang kaya saja diantara kamu).[24]
10.  واو المعية
Sebagai huruf nashab yang maknanya sinonim dengan makna bersama, seperti dalam QS. Al An’am:27 ; ياليتنا نرد ولا نكذب بايات ربنا و نكون  (aduhai, jika saja kami kembalikan dan tidak mendustakan terhadap tanda-tanda kekuasaan Tuhan kami dan kami menjadi).[25]
11.  لا النفية للجنس
Huruf nashab akan tampak jika isimnya adalah berupa mudlaf atau serupa dengannya, seperti dalam QS. Al Baqarah:2 ; لاريب فيه (tidak ada keraguan di dalamnya).[26]


[1] Mushtofa al-Ghulayaini, Jami ad-Durus al-Arabiyyah, (Beirut: Maktabah al-Ashriyah, 2005), h.

                  [2] M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang:Lentera Hati, 2013), h. 62

                  [3] Mushtofa al-Ghulayaini, op.cit., h.

                  [4] Ibid., h.
               [5] Imam Jalaluddin as Suyuthi, Samudera Ulumul Qur’an Jilid 2, (Surabaya: Bina Ilmu, 2006), hh. 199-200.

              [6] Ibid., h. 239.

              [7] Ibid., h. 244.

              [8] Ibid., h. 250.
                [9] Ibid., hh. 257-258.
                 [10] Ibid., hh. 259-260.
                  [11] Ibid., hh. 271-272.

                  [12] Ibid., hh. 275-276.

                  [13] Ibid., hh. 290-291.

                  [14] Ibid., h. 327.

                 [15] Ibid., h. 339-342.

                 [16] Ibid., h. 218.

                 [17] Ibid., h. 219.

               [18] Ibid., h. 208.

               [19] Ibid., hh. 213-214.

               [20] Ibid., hh. 281-282.

              [21] Ibid., h. 303.

              [22] Ibid., hh. 304-305.

              [23] Ibid., hh. 308-309.

              [24] Ibid., h. 289.

              [25] Ibid., h. 339.

              [26] Ibid., h. 298

                                                                                                         
 
BAB III
PENUTUP
Simpulan
 Huruf menurut istilah Nahwu adalah jenis kata yang berfungsi sebagai kata bantu, yaitu kata yang mengandung makna yang tidak berdiri sendiri. Maknanya hanya bisa diketahui dengan bersandingkan dengan kata yang lain. Tanda huruf adalah tidak menerima tanda-tanda isim atau fi’il dengan ungkapan lain bahwa huruf adalah tanpa tanda pengenal.
Huruf adalah lafazh-lafazh tertentu yang terdiri dari satu atau lebih huruf-huruf  alfabet bahasa Arab dan tidak jelas maknanya kecuali setelah dirangkaikan dengan kata yang lain. Sedangkan pengertian huruf jarr adalah huruf yang menjarrkan isim yang jatuh sesudahnya dan menyempurnakan makna fi’il sebelumnya.
Adapun huruf jarr yang digunakan sebagai alat bantu dalam menafsirkan Al Qur’an adalah:             الباء , التاء , اللا م , الكاف , الواو , من , عن , في , مذ , إلى , على , حتى , منذ , حاشا , خلا , عدا
Adapun kata yang berkedudukan manshub, baik ia masuk kedalam isim maupun fi’il. Yang masuk kedalam isim adalah:                   إنّ , أنّ , إنْ , أنْ , كأنّ , لكنّ , ليت , لعل , لا النافية للجنس
Sedangkan yang masuk kedalam fi’il adalah: ن المصدرية , لن , إذن , كيما , كي , فاء السببية
واو المعية , لام الجحود , لام التعليل , حتى                                                                                  
              



Tidak ada komentar:

Posting Komentar