Anak Abah nang Manis

Anak Abah nang Manis
Nama mu hidup dalam hembusan pagi yg indah

Selasa, 23 Juni 2015

analisis materi akidah akhlak pada madrasah aliyah


PENDALAMAN MATERI AKIDAH AKHLAK
PADA MADRASAH ALIYAH

MAKALAH
Dipersentasikan pada seminar kelas
Mata Kuliah Pendalaman Materi PAI




Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Mahyuddin Barni, M.Ag
Dr. Daud Yahya, M.Ag




Oleh Norhasanah
1402521328









INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
PROGRAM PASCA SARJANA
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2015

KATA PENGANTAR


BISM-3
 



Segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla yang dengan kepemurahan-Nya yang tak terhingga mengutus Rasulullah SAW untuk menyampaikan cahaya-Nya kepada seluruh manusia. Sebagai sumber cahaya kebenaran dalam perjalanan manusia hingga akhir zaman.
Akidah merupakan persoalan dasar yang harus dimiliki oleh setiap mukalaf. Akidah merupakan pangkal dan sekaligus tujuan dari segala perbuatan yang dilakukan setiap mukalaf. Kualitas perbuatan mukalaf sangat ditentukan oleh tingkat pemahaman dan komitmennya secara utuh terhadap kebenaran yang diyakini.
Penulis merasa tak sempurna dalam hal apapun, karena kesempurnaan hanya milik Allah semata. Dalam hal ini penulis membahas materi dalam menambah wawasan dan pemahaman kita terhadap materi Pendidikan Agama Islam , khususnya materi akidah akhlak pada Madrasah Aliyah Kelas X pada semester 1 pada Bab I yang memuat materi pengertian akidah, prinsip-prinsip akidah, ruang lingkup akidah, metode peningkatan akidah, dan kualitas akidah dalam kehidupan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, demi kesempurnaan makalah ini penulis meminta untuk memberikan kritik dan sarannya yang bersifat membangun.


Banjarmasin, 9 Mei 2015




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

BAB      I        PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A.    Tujuan Pembelajaran ................................................................. 2
B.     Ruang Lingkup .......................................................................... 3
C.     Standar Kompetensi , Kompetensi Dasar dan Indikator .................................................................................................................................................................... 3
BAB      II       PEMBAHASAN............................................................................. 5
                        A. Materi tentang Akidah .......................................... ..............        5
                        B. Analisi Materi ........................................................................... 21
                        C. Metode ............................................................... ....... .........       23
                        D. Evaluasi ................................................................................     26
BAB      III     PENUTUP..................................................................................... 27
                        Simpulan......................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 29

BAB I
PENDAHULUAN
Tidak bisa dipungkiri bahwa peranan Madrasah Aliyah dalam membina dan menanamkan ajaran akidah dan akhlak siswa  merupakan suatu kenyataan dan telah ikut andil dalam menunjang pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dewasa ini. Madrasah-madrasah yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia mempunyai bermacam-macam corak dan identitas.
Corak dan identitas tersebut telah ikut mewarnai dalam pembentukan akidah dan akhlak dan kepribadian dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Disamping itu yang tak kalah pentingnya adalah peran seorang guru dalam pembinan dan mengarahkan serta m
enanamkan ajaran akidah dan akhlak kepada peserta didik dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya.
 Dikatakan demikian karena guru berperan sebagai penyalur atau transformasi dalam penyampaian pengetahuan kepada anak didik dan juga sebagai pendidik, pembimbing dalam arti yang luas untuk mendewasakan anak secara utuh. Dalam berbagai praktik dan pelaksanaan mengajar khususnya dan para pendidik pada umumnya, guru lebih banyak menyampaikan pengetahuan kepada anak akan tetapi kurang memperhatikan sikap dan tingkah laku anak, bahkan guru sering bertindak masa bodoh atas prilaku anak didiknya.
Perlu diketahui bahwa keteladanan dalam berbuat dan bersikap merupakan suatu keharusan bagi seorang guru karena apabila anak terkait dengan keteladanan yang baik, maka besar kemungkinan anak tersebut akan mudah diarahkan dan ia akan mampu mengontrol dirinya untuk berbuat dan bertindak sesuai dengan ajaran yang benar. Sesuai dengan kesucian fitrahnya bahwa setiap insan, berbakti dan mengabdi kepada Allah SWT. Maka potensi tersebut hendaknya disadari dan dipahami oleh setiap guru dan kita semua umumnya, bahwa setiap anak akan bisa diarahkan dan bisa didik menjadi baik.
Sekalipun anak tersebut terlahir dari orang tua yang biasa berbuat maksiat.
Dengan tuntunan budi pekerti yang luhur,
akidah dan akhlak yang mulia pikiran manusia akan menjadi jernih dan jiwanya bersih, keyakinan lurus, dan sanggup menghadapi tantangan, sebab dengan jiwa yang kuat manusia akan mendapat derajat yang tinggi, selaku manusia yang sempurna memiliki budi pekerti akhlak yang terpuji.
          A. Tujuan pembelajaran mata pelajaran  Akidah Akhlak di  Madrasah Aliyah adalah:
1.    Mengikhlaskan niat ketika beribadah kepada Allah SWT tanpa ada unsur syirik.
2.    Membebaskan akal dan pikiran dari kegelisahan yang timbul dari kosongnya hati dari akidah.
3.    Tercapainya ketenangan jiwa dan pikiran dengan tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam pikiran.
4.    Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah dan bermuamalah.
5.    Mewujudkan sikap batin yang mampu mendorong secara spontan untuk melahirkan perbuatan bernilai baik sehingga tercapai kesempurnaan.
6.    Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan  dalam akidah yang terpuji.
7.    Memiliki landasan hidup yang benar sehingga sikap takwa selalu terbina.
B.  Ruang Lingkup Materi
Pada pendalaman materi ini, penulis mendalami materi dari buku menjaga akidah dan akhlak 1 yang dicetak oleh PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Adapun penulis buku adalah Roli Abdul Rohman dan M. Khamzah, dengan menggunakan kurikulum KTSP berdasarkan Standar Isi Madrasah Aliyah Tahun 2008 yang diterbitkan pada tahun 2013.
Ruang lingkup materi pada mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah kelas X pada semester 1 yang menjadi pokok kajian pendalaman materi adalah:
1.    Akidah
a.     Pengertian Akidah
b.    Prinsip-Prinsip Akidah
c.     Ruang Lingkup Akidah
d.    Metode Peningkatan Akidah
e.     Kualitas Akidah dalam Kehidupan
C.  Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator pembelajaran pada Materi Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah adalah:
1.    Standar Kompetensi pada materi Akidah
a.     Memahami prinsip-prinsip dan metode peningkatan kualitas akidah
2.    Kompetensi Dasar pada materi Akidah
a.     Menjelaskan prinsip-prinsip akidah
b.    Menjelaskan metode-metode peningkatan kualitas akidah
c.     Menerapkan prinsip-prinsip akidah dalam kehidupan
d.    Menerapkan metode-metode peningkatan kualitas akidah dalam kehidupan

3.    Indikator Pembelajaran
a.     Siswa mampu memberikan definisi akidah secara bahasa.
b.    Siswa mampu memberikan definisi akidah menurut pendapat para ahli.
c.     Siswa mampu menyebutkan dalil yang berhubungan dengan akidah.
d.    Siswa mampu menjelaskan contoh dari perbuatan orang yang berakidah dalam kehidupan sehari-hari.
e.     Siswa mampu menyebutkan dalil yang berhubungan dengan prinsip-prinsip akidah.
f.      Siswa mampu menyebutkan bagian dari prinsip-prinsip akidah.
g.     Siswa mampu menyebutkan ruang lingkup akidah.
h.    Siswa mampu menjelaskan bagian-bagian dari ruang lingkup akidah.
i.       Siswa mampu menjelaskan contoh dari ruang lingkup akidah.
j.       Siswa mampu menyebutkan dalil yang berhubungan dengan  metode peningkatan akidah.
k.    Siswa mampu menjelaskan metode-metode yang digunakan dalam meningkatkan akidah dalam kehidupan sehari-hari.
l.       Siswa mampu menjelaskan kualitas akidah dalam kehidupan sehari-hari.
 
PENDALAMAN MATERI PAI
HASANAH/ 1402521328
A.  Materi tentang Akidah
B.  Analisis Materi
Dalam materi pembelajaran ini sudah tepat diterapkan kepada siswa madrasah aliyah karena pada umur-umur ini mengalami kegoncangan dalam beragama. Kadang-kadang sangat tekun menjalankan ibadah, tetapi pada waktu yang lain, enggan melaksanakannya, bahkan menunjukkan sikap seolah-olah anti agama. Kekecewaan yang dialami oleh remaja dalam kehidupan dapat membawa akibat terhadap sikapnya kepada agama. Sikap dan minat siswa terhadap masalah keagamaan dapat dikatakan sangat bergantung pada kebiasaan masa kecil dan lingkungan agama. Dengan demikian materi tersebut sudah tepat diberikan dalam membekali siswa untuk kehidupan sekarang dan masa yang akan datang.
Selanjutnya akan kita lakukan analisis secara detail, apakah materi tersebut sudah sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, memang sudah sesuai, akan tetapi dalam uraian materi tersebut masih perlu penjelasan lagi. Pada materi akidah, pada awal materi dijelaskan pengertian makna akidah secara sederhana dan istilah, kemudian ditambah dengan berbagai pendapat dari beberapa para ahli. Sedangkan pada materi prinsip-prinsip akidah, tidak dapat dipahami bagian mana yang menjelaskan prinsip-prinsip akidah maka harus diperjelas sehingga dapat mengambil suatu kesimpulan setelah mempelajarinya. Ruang lingkup akidah sudah dapat dipahami dengan tepat, hanya perlu ditambahkan dalil-dalil sebagai penunjang baik berupa dalil aqli maupun dalil naqli pada pembahasan ruang lingkup akidah tersebut. Sedangkan pada setiap penjelasan materi sudah ada dimuat contoh-contoh. Metode peningkatan akidah dalam materi ini juga agak sulit dimengerti oleh siswa karena dalam uraian sebenarnya metode apa saja yang digunakan dalam meningkatkan akidah. Oleh karena itu, mungkin bagi siswa yang benar-benar mampu memahami secara dalam dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa metode apa yang dijelaskan secara tersirat digunakan dalam meningkatkan akidah dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan bagi siswa yang tidak suka membaca itu agak mengalami kesulitan. Kualitas akidah dalam kehidupan sudah cukup dipahami siswa dalam proses belajar, memang materi ini sudah sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar akan tetapi dalam uraian materi kadang kala masih kurang jelas. Namun apabila seorang guru memahami akan hal yang demikian itu, maka dapat ditunjang dengan berbagai sumber belajar sehingga materi dapat secara keseluruhan dikuasai oleh siswa. Dalam hal ini, apabila seorang guru hanya menggunakan satu buku dalam proses belajar mengajar dan tidak menambah pengetahuan yang lain, maka dalam proses evaluasi akhir belajar siswa akan mengalami kesulitan karena masih ada materi yang belum dijelaskan atau diketahui oleh siswa tersebut.
Demikian analisis terhadap materi  akidah  dalam hal ini seharusnya seorang guru menjelaskan dengan bahasa yang sederhana berdasarkan tingkat pemahaman setiap siswa. Kedua materi tersebut sudah dapat diberikan pada siswa aliyah karena berdasarkan pada perkembangan kemampuan berpikir formal, pada tahap ini sudah dialami oleh beberapa remaja pada usia 11- 14 tahun. Akan tetapi, tidak semua siswa dalam usia tersebut dapat mencapai kemampuan berpikir formal, perkembangan kemampuan formal juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Apabila siswa dalam kehidupan sehari-hari menambah informasi yang disimpan dalam otak, maka akan berpengaruh pada kemampuan berpikir reflektif. Kemudian banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah akan berpengaruh pada kemampuan berpikir proporsional. Pada setiap siswa adanya kebebasan berpikir akan berpengaruh pada keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal dan kebebasan menjajaki masalah secara komprehensif serta keberanian memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar.
C.  Metode pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar pada materi Akidah pada siswa aliyah yang menggunakan metode ceramah, memang cocok karena permasalahan akidah tidak dapat secara langsung diterapkan kepada siswa sebelum menjelaskan terlebih dahulu dengan menggunakan bahasa dan kemampuan tingkat berpikir siswa dalam menerima materi tersebut. Tidak dapat seorang guru, ketika melakukan proses belajar mengajar dengan tidak memperhatikan kondisi psikologis dan lingkungan kehidupan siswa. Dengan demikian, sampaikan materi pembelajaran secara bertahap-tahap.
Sedangkan dalam metode tanya jawab pada materi tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran akan tetapi terlebih dahulu mengetahui kesiapan belajar siswa, tipe belajar siswa. Kadang kala seorang guru tidak mengetahui bahwa siswa yang ini suka belajar dengan melihat, mendengar atau keduanya. Jadi kalau siswa tidak pandai bicara, mungkin hanya diam dengan tidak bertanya apabila ada kesempatan yang diberikan seorang guru kecuali seorang siswa yang memang pandai bicara, maka proses belajar hanya didominasi siswa tersebut saja. Dalam hal ini, menurut saya sebaiknya mulailah metode tanya jawab dengan menarik perhatian siswa secara keseluruhan, jangan gunakan bahasa yang terlalu mendalam. Setelah siswa mulai tertarik dalam pembicaraan tanya jawab tersebut, barulah materi diperdalam sesuai kemampuan daya pemahaman siswa.
Materi Akidah dapat menggunakan metode diskusi kelompok apabila sebelumnya siswa banyak menggali pengetahuan diberbagai sumber belajar, namun bila tidak ada pengetahuan yang cukup bagi siswa, maka sulit dilakukan diskusi kelompok. Kadang ada siswa yang hanya diam, berbeda dengan siswa yang memiliki pengetahuan dengan mudah melakukan diskusi. Menurut saya, metode diskusi kelompok dapat dilakukan apabila seorang guru merencanakan kegiatan tersebut secara matang dan menyediakan sumber belajar, juga memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar setiap saat.
Metode inkuiri dapat juga digunakan dalam proses belajar mengajar, apabila jumlah siswa dalam kelas tidak terlalu banyak dan seorang guru memiliki waktu yang cukup, dalam hal ini memang bagus diterapkan dalam mengembangkan intelektual siswa, terjadi interaksi antar siswa, dan belajar untuk berpikir dan keterbukaan dengan siapapun. Menurut saya, cocok diterapkan pada materi tersebut, akan tetapi seorang guru hanya dapat melakukan pada kelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir, tidak dapat dilakukan dengan siswa yang tidak ada kemauan dan kemampuan berpikir,  jadi seorang guru harus mengetahui tingkat kemampuan berpikir siswa terlebih dahulu. Sedangkan siswa dalam kelas belajar tidak semuanya sama kemampuan berpikirnya karena adanya perbedaan dari segi biologis, intelektual dan psikologis.
Metode pengamatan dalam proses belajar dapat dilakukan dengan mengajak siswa secara langsung pada lingkungan yang sesuai dengan materi tersebut, akan tetapi seorang guru terlebih dahulu dalam memberikan materi, siswa benar-benar memahami dengan benar dan tepat. Seorang guru harus dapat menghubungkan materi dengan berbagai contoh dilapangan atau kemungkinan lain. Namun dalam hal ini, seorang guru sudah dapat mengendalikan emosi siswa dengan benar.
Dari semua metode yang digunakan dalam materi Akidah  menurut saya yang tepat adalah metode yang dapat menyentuh perasaan dan pemikiran siswa dengan tahap: 1) mengajak siswa memperhatikan berbagai benda di alam, mengulang-ulang pelajaran yang lalu, dan menceritakan cerita yang ada hubungannya dengan materi. 2) seorang guru membacakan pelajaran dan menjelaskan kepada siswa. Kemudian mendiskusikan materi dengan cara yang dapat menyentuh hati sanubari siswa sehingga bisa siswa terima dengan puas. 3)  seorang guru harus dapat menghubungkan antara akidah yang telah siswa pelajari dan yang sedang dipelajari dengan kejadian-kejadian yang ada di masyarakat, agar dapat siswa membandingkan atau mencocokkan dengan akidah yang baru mereka pelajari. 4) seorang guru mengambil inti materi dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh siswa. Dalam hal ini, seorang guru juga mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami materi yang diberikan.
D.  Evaluasi pembelajaran
Dalam evaluasi materi tentang akidah  ini tidak dapat di pahami sebagian siswa karena memerlukan pemahaman yang tepat, oleh karena itu lakukan evaluasi sesuai tingkat pikir siswa. Evaluasi ini juga tidak mencakup semua item-item indikator.
Pada evaluasi multiple choice akan dijabarkan bahwa pada item soal no 1, 2, 3, dan 5 sudah mencakup dalam pengertian akidah. Pada item soal no 6 dan 7 sudah mencakup dalam prinsip-prinsip akidah. Pada item soal no 8 memuat ruang lingkup akidah. Pada item soal no 9, 10, dan 13 mencakup dalam metode peningkatan akidah. Sedangkan pada item soal no 11, 12, 14, dan 15 mencakup dalam kualitas akidah dalam kehidupan.
Sedangkan jawaban singkat hanya memuat item soal no 1 dan 4 mencakup pengertian akidah. Pada item soal no 2 dan 3 mencakup pada prinsip-prinsip akidah, dan pada item soal no 5 memuat kualitas akidah dalam kehidupan.
 Evaluasi hanya berbentuk tes tertulis dengan jawaban singkat dan multiple choice. Menurut saya, evaluasi harus memuat tes tertulis yang  menggambarkan sejauh mana siswa menguasai materi, tes lisan dilakukan untuk mengetahui seberapa dalam pemahaman siswa dalam materi dan penilaian sikap dan perilaku siswa dilakukan untuk mengetahui  apakah siswa sudah dapat menerapkan materi dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam bentuk tes tertulis multiple choice dalam materi akidah no. 4 pada halaman 14 tidak ditemukan penjelasan tersebut, apabila seorang guru tidak menambah pengetahuan maka akan kesulitan nantinya siswa dalam menjawab soal tersebut.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar