PENGGUNAAN ALAT-ALAT BANTU (
HURUF JARR DAN NASHAB )
KAITANNYA DENGAN PENAFSIRAN
AL-QUR’AN
MAKALAH
Dipersentasikan
pada seminar kelas
Mata Kuliah Qawaid Tafsir
Dosen Pengasuh:
Prof. Dr. Abdullah Karim, M.Ag
Prof.
Dr. H. Ahmad Fahmy Arief, M.A
Disusun Oleh
Norhasanah
|
1402521328
|
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
PROGRAM PASCA SARJANA
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 2
B. Huruf Nashab.............................................................................. 9
BAB III PENUTUP..................................................................................... 13
Simpulan......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur’an Al-Karim
adalah mu’jizat Islam yang kekal dan kemu’jizatannya selalu diperkuat oleh
kemajuan ilmu pengetahuan. Tujuan pokok diturunkan Al-Qur’an adalah petunjuk
bagi manusia dan sebagai pembeda antara yang haq dan yang batil. Al-Qur’an memuat apa yang di butuhkan oleh manusia ,
baik dalam urusan agama maupun dunia mereka untuk memahami pesan Al-Qur’an
tersebut diperlukan suatu upaya yang disebut dengan tafsir.
Menafsirkan
Al-Qur’an bukan upaya mudah. Hal ini karena sejarah mencatat bahwa didalam
Al-Qur’an terdapat banyak kosa kata yang tidak atau belum dipahami oleh Sahabat
Nabi. Padahal mereka adalah orang Arab asli yang langsung menerima Al-Qur’an
yang berbahasa Arab dari Nabi Muhammad saw, dan menyaksikan situasi serta kondisi
yang melatar belakangi turunnya ayat-ayat Al-Qur’an tersebut. Dalam menafsirkan Al-Qur’an, seorang mufassir dituntut
menguasai beberapa cabang ilmu untuk dapat menafsirkan sesuai kaidah tafsir
Al-Qur’an. Ia tidak memiliki kewenangan untuk menafsirkan, bila ia tidak
memiliki kapasitas yang cukup untuk menjadi seorang mufassir.
Metodologi tafsir
yang digunakan pun harus sesuai tuntunan Rasulullah saw, para sahabat, tabi’in
serta para ulama yang mumpuni. Dengan kata lain, merekalah rujukan utama kita.
Karena itulah, Rasulullah mengancam dengan siksa neraka bagi siapa saja yang
berani menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an tanpa penguasaan ilmunya Agar
fungsi-fungsi Al-Qur’an tersebut dapat terwujud, maka kita harus menemukan
makna-makna firman Allah saat menafsirkan Al-Qur’an.Tidak semua orang boleh
menafsirkan Al-Qur’an. Seseorang yang hendak menafsirkan Al-Qur’an mestilah
terlebih dahulu menguasai’ulum al-qur’an (ilmu-ilmu Al-Qur’an). Salah satu ilmu yang harus dikuasai diantaranya
adalah kaidah-kaidah tafsir. Kaidah ini sangat membantu para mufassir dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam makalah ini membahas penggunaan
alat-alat bantu dalam menafsirkan Al-Qur’an.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
HURUF JARR
Huruf menurut istilah Nahwu adalah
jenis kata yang berfungsi sebagai kata bantu, yaitu kata yang mengandung makna
yang tidak berdiri sendiri. Maknanya hanya bisa diketahui dengan bersandingkan
dengan kata yang lain. Tanda huruf adalah tidak menerima tanda-tanda isim atau
fi’il dengan ungkapan lain bahwa huruf adalah tanpa tanda pengenal.[1]
Huruf adalah lafazh-lafazh tertentu
yang terdiri dari satu atau lebih huruf-huruf
alfabet bahasa Arab dan tidak jelas maknanya kecuali setelah
dirangkaikan dengan kata yang lain.[2]
Sedangkan pengertian huruf jarr adalah
huruf yang menjarrkan isim yang jatuh sesudahnya dan menyempurnakan makna fi’il
sebelumnya.[3]
Huruf jarr yakni huruf-huruf yang
memberi makna tertentu bagi kata yang berkaitan dengannya.
Pembagian huruf jarr, dilihat dari majrurnya
terbagi menjadi dua; Pertama huruf jarr yang menjarrkan pada isim dhohir, yaitu
ada sepuluh: لعل , مذ , منذ , حتى , الكاف ,
واو , رب , تاء , كي ,متى. . Kedua, huruf jarr yang menjarrkan pada isim
dhomir dan isim dhohir, yaitu ada sepuluh selain yang diatas: [4]
من , إلى, خلا
, حاشا , عدا , في , الباء , عن , على , اللام.
Makna- makna huruf jarr dan contoh
ayat sebagai berikut:
1.
إلى
Sebuah huruf jarr yang memiliki beberapa makna,
yang paling masyhur adalah berakhir dengan suatu tujuan, baik itu berupa masa,
seperti dalam QS. Al-Baqarah:187; ثم أتموا الصيام إلى الليل (kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai
malam), atau berupa tempat. Sedangkan menurut pendapat para ulama Kufah adalah
menunjukkan makna kebersamaan, seperti dalam QS. Ali Imran:52 ; من أنصاري إلى الله
(siapakah orang-orang yang menolongku
kepada Allah). Makna lainnya adalah sebagai dzaraf seperti fii dalam QS. An
Nisa:87; ليجمعنكم إلى يوم القيامة (sesungguhnya Allah akan mengumpulkan kalian
pada hari kiamat) maknanya adalah didalamnya.[5]
2.
التاء
Adalah sebuah huruf yang maknanya adalah sumpah.
Dan ini dikhususkan pada nama Allah, seperti dalam QS. Al Anbiya:57; وتا الله لاكيدن أصنامكم (demi Allah, aku akan menipu berhala-berhala kalian).
Pada sumpah ini ada tambahan makna ketakjuban.[6]
3.
حتى
Adalah sebuah huruf untuk menunjukkan berakhirnya suatu tujuan
(sampai), seperti ila. Huruf ini tidak menjarrkan, kecuali hanya pada isim
dhahir atau suatu akhiran yang didahului oleh sesuatu yang memiliki
bagian-bagian, seperti dalam QS. Al Qadar:5; سلام هي حتى مطلع
الفجر (malam itu penuh
kesejahteraan sampai terbit fajar).[7]
4.
ربّ
Adalah sebuah huruf yang maknanya selalu
menunjukkan makna banyak. Seperti dalam QS. Al Hijr:2 ; ربما يود الذين كفروا لو كانوا مسلمين (orang-orang kafir itu
seringkali nanti diakhirat menginginkan kiranya mereka dahulu di dunia menjadi
orang-orang muslim).[8]
5.
على
Adalah sebuah huruf jarr yang mempunyai beberapa
makna. Pertama: yang paling masyhur adalah untuk menunjukkan makna
isti’la, baik itu yang bersifat indrawi atau maknawi, seperti dalam QS. Al
Mukminun:22; وعليها وعلى الفلك تحملون (dan di atas
punggung-punggungbinatang ternak itu dan juga di atas perahu-perahu kamu diangkut).
Kedua: mushahabah penyertaan seperti مع, dalam
QS. Al Baqarah:177;
وأتى المال على حبه (dan dia memberikan harta dengan kecintaannya kepada
harta itu).
Ketiga: bermakna seperti من
(dari), seperti dalam QS. Al
Muthaffifin:2 ;إذا اكتالوا على الناس يستوفون (yaitu orang-orang yang apabila menerima
takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi).
Keempat: ta’lil seperti lam, seperti dalam QS. Al Baqarah:18; ولتكبروا الله على
ما هداكم (dan agar kalian mengagungkan Allah karena dia telah memberikan
hidayah kepada kalian).
Kelima: dzaraf seperti
في , seperti dalam QS. Al Qashash:15; ودخل المدينة على حين
غفلة من أهلها (dan Musa masuk
ke dalam kota pada waktu penduduknya sedang lengah).
Keenam: sinonim dengan makna ba’, seperti dalam QS. Al A’raf:105; حقيق على أن لا أقول (wajib atasku untuk tidak mengatakan).[9]
6.
عن
Adalah sebuah huruf jarr yang memiliki beberapa
makna, yaitu: Pertama: yang paling masyhur adalah mujawajah (menunjukkan
makna lampau), seperti dalam QS. An Nur:63 ; فليحذر الذين
يخالفون عن أمره أن تصيبهم فتنة (hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah
Rasul, takut akan ditimpa cobaan). Maksudnya adalah mereka melampauinya dan
menjauh darinya.
Kedua: badal (pengganti), seperti dalam QS. Al Baqarah:48; لا تجزي نفس عن نفس شيئا (seseorang tidak dapat membela seseorang yang lainnya
sedikitpun).
Ketiga: ta’lil, seperti dalam QS. At Taubah:114; وما كان استغفار
إبرهيم لابيه إلا عن موعده وعدها إياه (dan permintaan ampun dari Ibrahim kepada Allah
untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya
kepada bapaknya itu).
Keempat: sinonim dengan على من, بعد ,, seperti dalam QS. Muhammad:38; فاءنما يبخل عن نفسه (maka dia hanya bakhil atas dirinya sendiri), dalam
QS. At Taubah:104; يقبل التوبة عن عباده (dia menerima taubat dari
hamba-hamba-Nya) dan dalam QS. Al Maidah:13; يحرفون الكام
عن مواضعه(mereka suka mengubah perkataan-perkataan dari tempatnya).[10]
7.
في
Sebuah huruf jarr yang memiliki beberapa makna,
yaitu: Pertama: yang paling masyhur adalah menunjukkan dzaraf, baik itu
tempat atau waktu atau bisa juga sebagai kiasan seperti dalam QS. Yusuf:7;لقد كان في يوسف واخوته ايات (sesungguhnya ada beberapa tanda kekuasaan
Allah pada kisah Yusuf dan saudara-saudaranya).
Kedua: mushahabah seperti , مع dalam QS. An Naml:12; في تسع ايات
(bersama dengan sembilan mukjizat). Ketiga: ta’lil dan isti’la, seperti
dalam QS. Yusuf:32; فذلكن الذي لمتنني فيه (itulah dia orang yang kamu cela aku karena tertarik
kepadanya) dan dalam QS. Thaha:71; ولاصلبنكم في جذوع
النخل (dan
sesungguhnya aku akan menyalib kalian pada pangkal pohon kurma).
Keempat: sinonim dengan ,
من , عن, ب إلى, seperti dalam QS. Asy Syura:11; يذكرؤكم فيه (dia menjadikan kamu berkembang biak dengan
jalan itu), dalam QS. Ibrahim:9; فردوا ايديهم في
افواههم (mereka
menutup tangan-tangan mereka ke mulut-mulut mereka), dan dalam QS. An Nahl:89; ويوم نبعث في كل امة شهيدا (pada suatu hari di mana
kami akan membangkitkan dari setiap umat itu seorang saksi), dan dalam QS. Al
Isra’:72; فهو في الاخرة
اعمى (maka dia di akhirat akan lebih buta).
Kelima: perbandingan yaitu yang masuk kepada sesuatu yang lebih rendah disebutkan
sebelumnya dan sesuatu yang lebih baik disebutkan setelahnya dan taukid yaitu
tambahan, seperti dalam QS. At Taubah:38; فما متاع الحياة الدنيا في الاخرة إلا قليل (dan
tiadalah kenikmatan dunia itu dibanding dengan kenikmatan akhirat kecuali hanya
sedikit) dan dalam QS. Hud:41; وقال اركبوافيها (dan
dia berkata : naiklah ke dalamnya).[11]
8.
الكاف
Sebuah huruf jarr yang memiliki beberapa makna: Pertama:
yang paling masyhur adalah tasybih (penyerupaan), seperti dalam QS. Ar Rahman:24;
وله الجوار المنشات في البحر كالاعلام (dan kepunyaan-Nyalah
bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-gunung). Kedua:
ta’lil dan taukid, seperti dalam QS. Al Baqarah:151; كما ارسلنا فيكم
رسولا (sebagaimana kami telah mengutus seorang utusan diantara kamu)
dan QS. Asy Syura:11; ليس كمثله شيئ (dia tidak serupa dengan
sesuatu apapun)[12]
9.
اللام
Digunakan sebagai huruf jarr dibaca dengan kasrah jika masuk kepada isim
dlahir. Adapun makna istihqaq (menyertakan hak), yaitu huruf yang terletak
diantara kata yang bersifat maknawi dan dzati, seperti dalam QS. Al Fatihah:1; الحمد لله (segala puji adalah milik
Allah).[13]
10.
من
Adapun makna huruf jarr ini sangat beragam. Pertama: permulaan batas
tempat atau waktu seperti firman Allah dalam QS. Al Baqarah:187;ثم أتموا الصيام إلى اليل (kemudian lanjutkan puasa sampai malam). Kedua:
sebagian, seperti dalam QS. Al Baqarah: 253; منهم من كلم الله
(sebagian dari mereka ada yang Allah berbicara kepada mereka). Ketiga:
menjelaskan tentang jenis, misalnya QS. Al Hajj:30 ;فاجتنبوا الرجس من
الأوثن (hindari kotoran dari
jenis penyembahan berhala).[14]
11.
الواو
Adapun
yang digunakan sebagai huruf jarr adalah yang diterapkan pada sumpah, seperti
dalam QS. Al An’am:23; الله ربنا ما كنا مشركين و (demi Allah, Tuhan kami.
Kami bukanlah orang-orang yang musyrik). Sebagai huruf yang tidak beramal ada
beberapa macam, yaitu: Pertama: untuk menunjukkan makna pengumpulan
secara mutlak, seperti dalam QS. Al Ankabut: 15; فاْ نجيناه و
أصحاب السفينة (maka kami menyelamatkannya dan menyelamatkan para penumpang
perahu). Kedua: untuk memulai suatu kalimat baru, seperti dalam QS. Al An’am;
ثم قضى أجلا وأجلا مسمى عنده (sesudah itu ditentukan ajal
kematianmu, dan ada lagi ajal yang ditentukan untuk berbangkit di sisi-Nya). Ketiga:
menunjukkan bahwa kalimat setelahnya adalah keterangan keadaan, seperti dalam
QS. Al Baqarah: 30; نحن نسبح بحمدك و نقدس لكو
(padahal kami bertasbih dengan memuji kepada-Mu dan mensucikan-Mu).[15]
B.
HURUF NASHAB
1.
إنّ
Digunakan dalam beberapa makna: Pertama: untuk penegasan dan
pembenaran. Inilah makna umum, seperti dalam QS. Al Baqarah:176; إنّ الله غفور رحيم (sesungguhnya
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). Kedua: untuk ta’lil,
seperti dalam QS. Yusuf:53; وما أبرئ نفسي إن النفس لأمارة بالسوء (dan aku
tidak membebaskan diriku dari kesalahan karena sesungguhnya nafsu itu menyuruh
kepada kejahatan).[16]
2.
أنّ
Sebagai
huruf yang menegaskan, seperti dalam QS. Ath Thalaq:12; لتعلموا ان الله على كل شيء قدير (agar kalian mengetahui bahwa Allah itu maha
kuasa atas segala sesuatu).[17]
3.
إنْ
Digunakan untuk menunjukkan makna syarat, seperti dalam QS. Al Anfal:38 ; إن ينتهوا يغفر لهم ما قد سلف (jika mereka berhenti, maka akan diampuni apa
yang telah lalu).[18]
4.
أنْ
Digunakan sebagai huruf masdari yang menashabkan fi’il mudhari’ dan
terletak di dua tempat, yaitu pada permulaan kalimat, maka kedudukannya adalah fi mahalli raf’in,
seperti dalam QS. Al Baqarah:184; وان تصوموا خير
لكم (dan jika kalian berpuasa itu adalah lebih baik bagi kalian).[19]
5.
كأنّ
Kata ini digunakan pada tempat-tempat di mana penyerupaan itu sangat kuat.
Sehingga seolah-olah orang yang rmelihat itu ragu apakah yang diserupakan itu
musbih merupakan asal dari yang diserupakan atau yang lainnya, juga
kadang-kadang tasydidnya dibuang, seperti dalam QS. Yunus:12; كأن لم يد عنا إلى ضر مسه
(seolah-olah dia tidak pernah berdo’a kepada kami
untuk menghilangkan bahaya yang telah menimpanya).[20]
6.
لكنّ
Dengan tasydid pada nun. Sebuah huruf yang menashabkan isim dan merafa’kan
khabar dan maknanya adalah istidrak yang ditafsirkan sebagai penisbatan kata
setelahnya menjadi berbeda maknanya dengan kata sebelumnya, seperti dalam QS.
Al Baqarah:102 ; وما كفر سليمن ولكن الشياطين كفروا (padahal Sulaiman itu tidak kafir tetapi
setan-setan itulah yang kafir).[21]
7.
لعل
Sebuah huruf yang menashabkan isim dan merafakan khabar dan memiliki
beberapa makna, yaitu: Pertama: yang paling masyhur adalah mengharapkan
terjadinya sesuatu agar dapat terwujud sesuai dengan yang disukai, seperti
dalam QS. Al Baqarah:189; لعلكم تفلحون (semoga saja kalian adalah orang-orang yang
berbahagia). Ta’lil, seperti dalam QS. Thaha:44 ; فقو لاله قولا
لينا لعله يتذكر أو يخشى
(maka katakanlah kepadanya perkataan yang lemah
lembut, sebab boleh jadi dia akan menjadi ingat atau menjadi takut). Ketiga:
makna pertanyaan, seperti dalam QS. Abasa:3 ; وما يدرك لعله
يزكى (tahukah kamu barangkali dia ingin membersihkan diri).[22]
8.
لن
Sebuah huruf nashab untuk menunjukkan masa yang akan datang, seperti dalam
QS. Al A’raf:143 ; فلن أكلم اليوم إنسيا (maka pada hari ini aku tidak berbicara
dengan satu orang pun).[23]
9.
كي
Sebuah huruf yang bermakna ta’lil, seperti dalam QS. Al Hasyr:7 ;
لايكون دولة
بين الاغنياءكي (supaya
harta itu tidak hanya beredar diantara orang-orang yang kaya saja diantara
kamu).[24]
10.
واو المعية
Sebagai huruf nashab yang maknanya sinonim dengan makna bersama, seperti
dalam QS. Al An’am:27 ; ياليتنا نرد ولا نكذب بايات ربنا و نكون (aduhai, jika saja kami kembalikan dan tidak
mendustakan terhadap tanda-tanda kekuasaan Tuhan kami dan kami menjadi).[25]
11.
لا النفية للجنس
Huruf nashab akan tampak jika isimnya adalah berupa mudlaf atau serupa
dengannya, seperti dalam QS. Al Baqarah:2 ; لاريب فيه (tidak
ada keraguan di dalamnya).[26]
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Huruf menurut
istilah Nahwu adalah jenis kata yang berfungsi sebagai kata bantu, yaitu kata
yang mengandung makna yang tidak berdiri sendiri. Maknanya hanya bisa diketahui
dengan bersandingkan dengan kata yang lain. Tanda huruf adalah tidak menerima
tanda-tanda isim atau fi’il dengan ungkapan lain bahwa huruf adalah tanpa tanda
pengenal.
Huruf adalah lafazh-lafazh tertentu yang terdiri dari
satu atau lebih huruf-huruf alfabet
bahasa Arab dan tidak jelas maknanya kecuali setelah dirangkaikan dengan kata
yang lain. Sedangkan pengertian huruf jarr adalah huruf yang menjarrkan isim
yang jatuh sesudahnya dan menyempurnakan makna fi’il sebelumnya.
Adapun huruf jarr yang digunakan sebagai alat bantu dalam
menafsirkan Al Qur’an adalah: الباء , التاء , اللا م , الكاف , الواو , من , عن , في , مذ
, إلى , على , حتى , منذ , حاشا , خلا , عدا
Adapun kata yang berkedudukan manshub, baik ia masuk
kedalam isim maupun fi’il. Yang masuk kedalam isim adalah: إنّ , أنّ , إنْ , أنْ
, كأنّ , لكنّ , ليت , لعل , لا النافية للجنس
Sedangkan yang masuk kedalam fi’il adalah: ن المصدرية , لن , إذن
, كيما , كي , فاء السببية ,أ
واو المعية , لام
الجحود , لام التعليل , حتى
Tidak ada komentar:
Posting Komentar