PENDALAMAN MATERI AKIDAH AKHLAK
PADA MADRASAH
ALIYAH
MAKALAH
Dipersentasikan pada seminar
kelas
Mata Kuliah Pendalaman Materi PAI
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H.
Mahyuddin Barni, M.Ag
Dr. Daud Yahya,
M.Ag
Oleh Norhasanah
1402521328
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
PROGRAM PASCA SARJANA
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2015
KATA
PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla yang dengan
kepemurahan-Nya yang tak terhingga mengutus Rasulullah SAW untuk menyampaikan
cahaya-Nya kepada seluruh manusia. Sebagai sumber cahaya kebenaran dalam
perjalanan manusia hingga akhir zaman.
Akidah merupakan persoalan dasar yang harus dimiliki oleh
setiap mukalaf. Akidah merupakan pangkal dan sekaligus tujuan dari segala
perbuatan yang dilakukan setiap mukalaf. Kualitas perbuatan mukalaf sangat
ditentukan oleh tingkat pemahaman dan komitmennya secara utuh terhadap
kebenaran yang diyakini.
Penulis merasa tak sempurna
dalam hal apapun, karena kesempurnaan hanya milik Allah semata. Dalam hal ini
penulis membahas materi dalam menambah wawasan dan pemahaman kita terhadap
materi Pendidikan Agama Islam , khususnya materi akidah akhlak pada Madrasah
Aliyah Kelas X pada semester 1 pada Bab I yang memuat materi pengertian akidah,
prinsip-prinsip akidah, ruang lingkup akidah, metode peningkatan akidah, dan
kualitas akidah dalam kehidupan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh
karena itu, demi kesempurnaan makalah ini penulis meminta untuk memberikan
kritik dan sarannya yang bersifat membangun.
Banjarmasin, 9 Mei 2015
|
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Tujuan Pembelajaran
................................................................. 2
B. Ruang Lingkup .......................................................................... 3
C. Standar Kompetensi , Kompetensi Dasar dan Indikator
.................................................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 5
B. Analisi Materi ........................................................................... 21
C. Metode ............................................................... ....... ......... 23
D. Evaluasi
................................................................................ 26
BAB III PENUTUP..................................................................................... 27
Simpulan......................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 29
BAB I
PENDAHULUAN
Tidak bisa
dipungkiri bahwa peranan Madrasah Aliyah dalam membina dan menanamkan ajaran
akidah dan akhlak siswa merupakan suatu
kenyataan dan telah ikut andil dalam menunjang pembangunan yang dilaksanakan
oleh pemerintah dewasa ini. Madrasah-madrasah yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia
mempunyai bermacam-macam corak dan identitas.
Corak dan
identitas tersebut telah ikut mewarnai dalam pembentukan akidah dan akhlak dan kepribadian dengan segala kelebihan
dan kekurangannya.
Disamping itu yang tak kalah pentingnya adalah peran seorang guru dalam pembinan dan mengarahkan serta menanamkan ajaran akidah dan akhlak kepada peserta didik dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya.
Disamping itu yang tak kalah pentingnya adalah peran seorang guru dalam pembinan dan mengarahkan serta menanamkan ajaran akidah dan akhlak kepada peserta didik dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya.
Dikatakan demikian karena guru berperan
sebagai penyalur atau transformasi dalam penyampaian pengetahuan kepada anak
didik dan juga sebagai pendidik, pembimbing dalam arti yang luas untuk
mendewasakan anak secara utuh. Dalam berbagai praktik dan pelaksanaan mengajar
khususnya dan para pendidik pada umumnya, guru lebih banyak menyampaikan
pengetahuan kepada anak akan tetapi kurang memperhatikan sikap dan tingkah laku
anak, bahkan guru sering bertindak masa bodoh atas prilaku anak didiknya.
Perlu diketahui
bahwa keteladanan dalam berbuat dan bersikap merupakan suatu keharusan bagi
seorang guru karena apabila anak terkait dengan keteladanan yang baik, maka
besar kemungkinan anak tersebut akan mudah diarahkan dan ia akan mampu
mengontrol dirinya untuk berbuat dan bertindak sesuai dengan ajaran yang benar.
Sesuai dengan
kesucian fitrahnya bahwa setiap insan, berbakti dan mengabdi kepada Allah SWT.
Maka potensi tersebut hendaknya disadari dan dipahami oleh setiap guru dan kita
semua umumnya, bahwa setiap anak akan bisa diarahkan dan bisa didik menjadi
baik.
Sekalipun anak tersebut terlahir
dari orang tua yang biasa berbuat maksiat.
Dengan tuntunan budi pekerti yang luhur, akidah dan akhlak yang mulia pikiran manusia akan menjadi jernih dan jiwanya bersih, keyakinan lurus, dan sanggup menghadapi tantangan, sebab dengan jiwa yang kuat manusia akan mendapat derajat yang tinggi, selaku manusia yang sempurna memiliki budi pekerti akhlak yang terpuji.
A. Tujuan pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah adalah:
Dengan tuntunan budi pekerti yang luhur, akidah dan akhlak yang mulia pikiran manusia akan menjadi jernih dan jiwanya bersih, keyakinan lurus, dan sanggup menghadapi tantangan, sebab dengan jiwa yang kuat manusia akan mendapat derajat yang tinggi, selaku manusia yang sempurna memiliki budi pekerti akhlak yang terpuji.
A. Tujuan pembelajaran mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah adalah:
1.
Mengikhlaskan niat ketika beribadah kepada Allah SWT tanpa ada unsur
syirik.
2.
Membebaskan akal dan pikiran dari kegelisahan yang timbul dari kosongnya
hati dari akidah.
3.
Tercapainya ketenangan jiwa dan pikiran dengan tidak cemas dalam jiwa dan
tidak goncang dalam pikiran.
4.
Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah dan
bermuamalah.
5.
Mewujudkan sikap batin yang mampu mendorong secara spontan untuk melahirkan
perbuatan bernilai baik sehingga tercapai kesempurnaan.
6.
Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam akidah yang terpuji.
7.
Memiliki landasan hidup yang benar sehingga sikap takwa selalu terbina.
B. Ruang Lingkup Materi
Pada pendalaman materi ini, penulis mendalami materi dari buku menjaga
akidah dan akhlak 1 yang dicetak oleh PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Adapun
penulis buku adalah Roli Abdul Rohman dan M. Khamzah, dengan menggunakan
kurikulum KTSP berdasarkan Standar Isi Madrasah Aliyah Tahun 2008 yang
diterbitkan pada tahun 2013.
Ruang lingkup materi pada mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah
kelas X pada semester 1 yang menjadi pokok kajian pendalaman materi adalah:
1.
Akidah
a.
Pengertian Akidah
b.
Prinsip-Prinsip Akidah
c.
Ruang Lingkup Akidah
d.
Metode Peningkatan Akidah
e.
Kualitas Akidah dalam Kehidupan
C. Standar Kompetensi, Kompetensi
Dasar dan Indikator pembelajaran pada Materi Mata Pelajaran Akidah Akhlak di
Madrasah Aliyah adalah:
1.
Standar Kompetensi pada materi Akidah
a.
Memahami prinsip-prinsip dan metode peningkatan kualitas akidah
2.
Kompetensi Dasar pada materi Akidah
a.
Menjelaskan prinsip-prinsip akidah
b.
Menjelaskan metode-metode peningkatan kualitas akidah
c.
Menerapkan prinsip-prinsip akidah dalam kehidupan
d.
Menerapkan metode-metode peningkatan kualitas akidah dalam kehidupan
3.
Indikator Pembelajaran
a.
Siswa mampu memberikan definisi akidah secara bahasa.
b.
Siswa mampu memberikan definisi akidah menurut pendapat para ahli.
c.
Siswa mampu menyebutkan dalil yang berhubungan dengan akidah.
d.
Siswa mampu menjelaskan contoh dari perbuatan orang yang berakidah dalam
kehidupan sehari-hari.
e.
Siswa mampu menyebutkan dalil yang berhubungan dengan prinsip-prinsip
akidah.
f.
Siswa mampu menyebutkan bagian dari prinsip-prinsip akidah.
g.
Siswa mampu menyebutkan ruang lingkup akidah.
h.
Siswa mampu menjelaskan bagian-bagian dari ruang lingkup akidah.
i.
Siswa mampu menjelaskan contoh dari ruang lingkup akidah.
j.
Siswa mampu menyebutkan dalil yang berhubungan dengan metode peningkatan akidah.
k.
Siswa mampu menjelaskan metode-metode yang digunakan dalam meningkatkan
akidah dalam kehidupan sehari-hari.
l.
Siswa mampu menjelaskan kualitas akidah dalam kehidupan sehari-hari.
PENDALAMAN MATERI PAI
HASANAH/ 1402521328
A. Materi tentang Akidah
B. Analisis Materi
Dalam materi pembelajaran ini sudah tepat diterapkan
kepada siswa madrasah aliyah karena pada umur-umur ini mengalami kegoncangan
dalam beragama. Kadang-kadang sangat tekun menjalankan ibadah, tetapi pada
waktu yang lain, enggan melaksanakannya, bahkan menunjukkan sikap seolah-olah
anti agama. Kekecewaan yang dialami oleh remaja dalam kehidupan dapat membawa
akibat terhadap sikapnya kepada agama. Sikap dan minat siswa terhadap masalah
keagamaan dapat dikatakan sangat bergantung pada kebiasaan masa kecil dan
lingkungan agama. Dengan demikian materi tersebut sudah tepat diberikan dalam
membekali siswa untuk kehidupan sekarang dan masa yang akan datang.
Selanjutnya akan kita lakukan analisis secara detail,
apakah materi tersebut sudah sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar, memang sudah sesuai, akan tetapi dalam uraian materi tersebut masih
perlu penjelasan lagi. Pada materi akidah, pada awal materi dijelaskan pengertian
makna akidah secara sederhana dan istilah, kemudian ditambah dengan
berbagai pendapat dari beberapa para ahli. Sedangkan pada materi prinsip-prinsip
akidah, tidak dapat dipahami bagian mana yang menjelaskan prinsip-prinsip
akidah maka harus diperjelas sehingga dapat mengambil suatu kesimpulan setelah
mempelajarinya. Ruang lingkup akidah sudah dapat dipahami dengan tepat,
hanya perlu ditambahkan dalil-dalil sebagai penunjang baik berupa dalil aqli
maupun dalil naqli pada pembahasan ruang lingkup akidah tersebut. Sedangkan
pada setiap penjelasan materi sudah ada dimuat contoh-contoh. Metode
peningkatan akidah dalam materi ini juga agak sulit dimengerti oleh siswa
karena dalam uraian sebenarnya metode apa saja yang digunakan dalam
meningkatkan akidah. Oleh karena itu, mungkin bagi siswa yang benar-benar mampu
memahami secara dalam dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa metode apa yang
dijelaskan secara tersirat digunakan dalam meningkatkan akidah dalam kehidupan
sehari-hari, sedangkan bagi siswa yang tidak suka membaca itu agak mengalami
kesulitan. Kualitas akidah dalam kehidupan sudah cukup dipahami siswa
dalam proses belajar, memang materi ini sudah sesuai dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar akan tetapi dalam uraian materi kadang kala masih kurang
jelas. Namun apabila seorang guru memahami akan hal yang demikian itu, maka
dapat ditunjang dengan berbagai sumber belajar sehingga materi dapat secara
keseluruhan dikuasai oleh siswa. Dalam hal ini, apabila seorang guru hanya
menggunakan satu buku dalam proses belajar mengajar dan tidak menambah
pengetahuan yang lain, maka dalam proses evaluasi akhir belajar siswa akan
mengalami kesulitan karena masih ada materi yang belum dijelaskan atau
diketahui oleh siswa tersebut.
Demikian analisis terhadap materi akidah dalam hal ini seharusnya seorang guru
menjelaskan dengan bahasa yang sederhana berdasarkan tingkat pemahaman setiap
siswa. Kedua materi tersebut sudah dapat diberikan pada siswa aliyah karena
berdasarkan pada perkembangan kemampuan berpikir formal, pada tahap ini sudah
dialami oleh beberapa remaja pada usia 11- 14 tahun. Akan tetapi, tidak semua
siswa dalam usia tersebut dapat mencapai kemampuan berpikir formal,
perkembangan kemampuan formal juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Apabila
siswa dalam kehidupan sehari-hari menambah informasi yang disimpan dalam otak,
maka akan berpengaruh pada kemampuan berpikir reflektif. Kemudian banyaknya
pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah akan berpengaruh pada
kemampuan berpikir proporsional. Pada setiap siswa adanya kebebasan berpikir
akan berpengaruh pada keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotesis
yang radikal dan kebebasan menjajaki masalah secara komprehensif serta
keberanian memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar.
C. Metode pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar pada materi Akidah pada
siswa aliyah yang menggunakan metode ceramah, memang cocok karena permasalahan
akidah tidak dapat secara langsung diterapkan kepada siswa sebelum menjelaskan
terlebih dahulu dengan menggunakan bahasa dan kemampuan tingkat berpikir siswa
dalam menerima materi tersebut. Tidak dapat seorang guru, ketika melakukan
proses belajar mengajar dengan tidak memperhatikan kondisi psikologis dan
lingkungan kehidupan siswa. Dengan demikian, sampaikan materi pembelajaran
secara bertahap-tahap.
Sedangkan dalam metode tanya jawab pada materi tersebut
dapat digunakan dalam pembelajaran akan tetapi terlebih dahulu mengetahui
kesiapan belajar siswa, tipe belajar siswa. Kadang kala seorang guru tidak
mengetahui bahwa siswa yang ini suka belajar dengan melihat, mendengar atau
keduanya. Jadi kalau siswa tidak pandai bicara, mungkin hanya diam dengan tidak
bertanya apabila ada kesempatan yang diberikan seorang guru kecuali seorang
siswa yang memang pandai bicara, maka proses belajar hanya didominasi siswa
tersebut saja. Dalam hal ini, menurut saya sebaiknya mulailah metode tanya
jawab dengan menarik perhatian siswa secara keseluruhan, jangan gunakan bahasa
yang terlalu mendalam. Setelah siswa mulai tertarik dalam pembicaraan tanya
jawab tersebut, barulah materi diperdalam sesuai kemampuan daya pemahaman
siswa.
Materi Akidah dapat menggunakan metode diskusi kelompok
apabila sebelumnya siswa banyak menggali pengetahuan diberbagai sumber belajar,
namun bila tidak ada pengetahuan yang cukup bagi siswa, maka sulit dilakukan
diskusi kelompok. Kadang ada siswa yang hanya diam, berbeda dengan siswa yang
memiliki pengetahuan dengan mudah melakukan diskusi. Menurut saya, metode
diskusi kelompok dapat dilakukan apabila seorang guru merencanakan kegiatan
tersebut secara matang dan menyediakan sumber belajar, juga memberikan motivasi
kepada siswa untuk belajar setiap saat.
Metode inkuiri dapat juga digunakan dalam proses belajar
mengajar, apabila jumlah siswa dalam kelas tidak terlalu banyak dan seorang
guru memiliki waktu yang cukup, dalam hal ini memang bagus diterapkan dalam
mengembangkan intelektual siswa, terjadi interaksi antar siswa, dan belajar
untuk berpikir dan keterbukaan dengan siapapun. Menurut saya, cocok diterapkan
pada materi tersebut, akan tetapi seorang guru hanya dapat melakukan pada
kelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir, tidak
dapat dilakukan dengan siswa yang tidak ada kemauan dan kemampuan berpikir, jadi seorang guru harus mengetahui tingkat
kemampuan berpikir siswa terlebih dahulu. Sedangkan siswa dalam kelas belajar
tidak semuanya sama kemampuan berpikirnya karena adanya perbedaan dari segi
biologis, intelektual dan psikologis.
Metode pengamatan dalam proses belajar dapat dilakukan
dengan mengajak siswa secara langsung pada lingkungan yang sesuai dengan materi
tersebut, akan tetapi seorang guru terlebih dahulu dalam memberikan materi,
siswa benar-benar memahami dengan benar dan tepat. Seorang guru harus dapat
menghubungkan materi dengan berbagai contoh dilapangan atau kemungkinan lain.
Namun dalam hal ini, seorang guru sudah dapat mengendalikan emosi siswa dengan
benar.
Dari semua metode yang digunakan dalam materi Akidah menurut saya yang tepat adalah metode yang
dapat menyentuh perasaan dan pemikiran siswa dengan tahap: 1) mengajak siswa
memperhatikan berbagai benda di alam, mengulang-ulang pelajaran yang lalu, dan
menceritakan cerita yang ada hubungannya dengan materi. 2) seorang guru membacakan
pelajaran dan menjelaskan kepada siswa. Kemudian mendiskusikan materi dengan
cara yang dapat menyentuh hati sanubari siswa sehingga bisa siswa terima dengan
puas. 3) seorang guru harus dapat
menghubungkan antara akidah yang telah siswa pelajari dan yang sedang
dipelajari dengan kejadian-kejadian yang ada di masyarakat, agar dapat siswa
membandingkan atau mencocokkan dengan akidah yang baru mereka pelajari. 4)
seorang guru mengambil inti materi dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh siswa. Dalam hal ini, seorang guru juga mengajukan pertanyaan kepada siswa
untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami materi yang diberikan.
D. Evaluasi pembelajaran
Dalam evaluasi materi tentang akidah ini tidak dapat di pahami sebagian siswa
karena memerlukan pemahaman yang tepat, oleh karena itu lakukan evaluasi sesuai
tingkat pikir siswa. Evaluasi ini juga tidak mencakup semua item-item
indikator.
Pada evaluasi multiple choice akan dijabarkan bahwa pada
item soal no 1, 2, 3, dan 5 sudah mencakup dalam pengertian akidah. Pada item
soal no 6 dan 7 sudah mencakup dalam prinsip-prinsip akidah. Pada item soal no
8 memuat ruang lingkup akidah. Pada item soal no 9, 10, dan 13 mencakup dalam
metode peningkatan akidah. Sedangkan pada item soal no 11, 12, 14, dan 15
mencakup dalam kualitas akidah dalam kehidupan.
Sedangkan jawaban singkat hanya memuat item soal no 1 dan
4 mencakup pengertian akidah. Pada item soal no 2 dan 3 mencakup pada
prinsip-prinsip akidah, dan pada item soal no 5 memuat kualitas akidah dalam
kehidupan.
Evaluasi hanya
berbentuk tes tertulis dengan jawaban singkat dan multiple choice. Menurut
saya, evaluasi harus memuat tes tertulis yang
menggambarkan sejauh mana siswa menguasai materi, tes lisan dilakukan
untuk mengetahui seberapa dalam pemahaman siswa dalam materi dan penilaian
sikap dan perilaku siswa dilakukan untuk mengetahui apakah siswa sudah dapat menerapkan materi
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam bentuk tes tertulis multiple choice dalam materi akidah no. 4 pada
halaman 14 tidak ditemukan penjelasan tersebut, apabila seorang guru tidak
menambah pengetahuan maka akan kesulitan nantinya siswa dalam menjawab soal
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar