PENDALAMAN MATERI PAI
HASANAH/ 1402521328
A. Materi tentang Akidah
B. Analisis Materi
Dalam materi pembelajaran ini sudah tepat diterapkan
kepada siswa madrasah aliyah karena pada umur-umur ini mengalami kegoncangan
dalam beragama. Kadang-kadang sangat tekun menjalankan ibadah, tetapi pada
waktu yang lain, enggan melaksanakannya, bahkan menunjukkan sikap seolah-olah
anti agama. Kekecewaan yang dialami oleh remaja dalam kehidupan dapat membawa
akibat terhadap sikapnya kepada agama. Sikap dan minat siswa terhadap masalah
keagamaan dapat dikatakan sangat bergantung pada kebiasaan masa kecil dan
lingkungan agama. Dengan demikian materi tersebut sudah tepat diberikan dalam
membekali siswa untuk kehidupan sekarang dan masa yang akan datang.
Selanjutnya akan kita lakukan analisis secara detail,
apakah materi tersebut sudah sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar, memang sudah sesuai, akan tetapi dalam uraian materi tersebut masih
perlu penjelasan lagi. Pada materi akidah, pada awal materi dijelaskan pengertian
makna akidah secara sederhana dan istilah, kemudian ditambah dengan
berbagai pendapat dari beberapa para ahli. Sedangkan pada materi prinsip-prinsip
akidah, tidak dapat dipahami bagian mana yang menjelaskan prinsip-prinsip
akidah maka harus diperjelas sehingga dapat mengambil suatu kesimpulan setelah
mempelajarinya. Ruang lingkup akidah sudah dapat dipahami dengan tepat,
hanya perlu ditambahkan dalil-dalil sebagai penunjang baik berupa dalil aqli
maupun dalil naqli pada pembahasan ruang lingkup akidah tersebut. Sedangkan
pada setiap penjelasan materi sudah ada dimuat contoh-contoh. Metode
peningkatan akidah dalam materi ini juga agak sulit dimengerti oleh siswa
karena dalam uraian sebenarnya metode apa saja yang digunakan dalam
meningkatkan akidah. Oleh karena itu, mungkin bagi siswa yang benar-benar mampu
memahami secara dalam dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa metode apa yang
dijelaskan secara tersirat digunakan dalam meningkatkan akidah dalam kehidupan
sehari-hari, sedangkan bagi siswa yang tidak suka membaca itu agak mengalami
kesulitan. Kualitas akidah dalam kehidupan sudah cukup dipahami siswa
dalam proses belajar, memang materi ini sudah sesuai dengan standar kompetensi
dan kompetensi dasar akan tetapi dalam uraian materi kadang kala masih kurang
jelas. Namun apabila seorang guru memahami akan hal yang demikian itu, maka
dapat ditunjang dengan berbagai sumber belajar sehingga materi dapat secara
keseluruhan dikuasai oleh siswa. Dalam hal ini, apabila seorang guru hanya
menggunakan satu buku dalam proses belajar mengajar dan tidak menambah
pengetahuan yang lain, maka dalam proses evaluasi akhir belajar siswa akan
mengalami kesulitan karena masih ada materi yang belum dijelaskan atau
diketahui oleh siswa tersebut.
Demikian analisis terhadap materi akidah dalam hal ini seharusnya seorang guru
menjelaskan dengan bahasa yang sederhana berdasarkan tingkat pemahaman setiap
siswa. Kedua materi tersebut sudah dapat diberikan pada siswa aliyah karena
berdasarkan pada perkembangan kemampuan berpikir formal, pada tahap ini sudah
dialami oleh beberapa remaja pada usia 11- 14 tahun. Akan tetapi, tidak semua
siswa dalam usia tersebut dapat mencapai kemampuan berpikir formal,
perkembangan kemampuan formal juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Apabila
siswa dalam kehidupan sehari-hari menambah informasi yang disimpan dalam otak,
maka akan berpengaruh pada kemampuan berpikir reflektif. Kemudian banyaknya
pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah akan berpengaruh pada
kemampuan berpikir proporsional. Pada setiap siswa adanya kebebasan berpikir
akan berpengaruh pada keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotesis
yang radikal dan kebebasan menjajaki masalah secara komprehensif serta
keberanian memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar.
C. Metode pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar pada materi Akidah pada
siswa aliyah yang menggunakan metode ceramah, memang cocok karena permasalahan
akidah tidak dapat secara langsung diterapkan kepada siswa sebelum menjelaskan
terlebih dahulu dengan menggunakan bahasa dan kemampuan tingkat berpikir siswa
dalam menerima materi tersebut. Tidak dapat seorang guru, ketika melakukan
proses belajar mengajar dengan tidak memperhatikan kondisi psikologis dan
lingkungan kehidupan siswa. Dengan demikian, sampaikan materi pembelajaran
secara bertahap-tahap.
Sedangkan dalam metode tanya jawab pada materi tersebut
dapat digunakan dalam pembelajaran akan tetapi terlebih dahulu mengetahui
kesiapan belajar siswa, tipe belajar siswa. Kadang kala seorang guru tidak
mengetahui bahwa siswa yang ini suka belajar dengan melihat, mendengar atau
keduanya. Jadi kalau siswa tidak pandai bicara, mungkin hanya diam dengan tidak
bertanya apabila ada kesempatan yang diberikan seorang guru kecuali seorang
siswa yang memang pandai bicara, maka proses belajar hanya didominasi siswa
tersebut saja. Dalam hal ini, menurut saya sebaiknya mulailah metode tanya
jawab dengan menarik perhatian siswa secara keseluruhan, jangan gunakan bahasa
yang terlalu mendalam. Setelah siswa mulai tertarik dalam pembicaraan tanya
jawab tersebut, barulah materi diperdalam sesuai kemampuan daya pemahaman
siswa.
Materi Akidah dapat menggunakan metode diskusi kelompok
apabila sebelumnya siswa banyak menggali pengetahuan diberbagai sumber belajar,
namun bila tidak ada pengetahuan yang cukup bagi siswa, maka sulit dilakukan
diskusi kelompok. Kadang ada siswa yang hanya diam, berbeda dengan siswa yang
memiliki pengetahuan dengan mudah melakukan diskusi. Menurut saya, metode
diskusi kelompok dapat dilakukan apabila seorang guru merencanakan kegiatan
tersebut secara matang dan menyediakan sumber belajar, juga memberikan motivasi
kepada siswa untuk belajar setiap saat.
Metode inkuiri dapat juga digunakan dalam proses belajar
mengajar, apabila jumlah siswa dalam kelas tidak terlalu banyak dan seorang
guru memiliki waktu yang cukup, dalam hal ini memang bagus diterapkan dalam
mengembangkan intelektual siswa, terjadi interaksi antar siswa, dan belajar
untuk berpikir dan keterbukaan dengan siapapun. Menurut saya, cocok diterapkan
pada materi tersebut, akan tetapi seorang guru hanya dapat melakukan pada
kelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir, tidak
dapat dilakukan dengan siswa yang tidak ada kemauan dan kemampuan berpikir, jadi seorang guru harus mengetahui tingkat
kemampuan berpikir siswa terlebih dahulu. Sedangkan siswa dalam kelas belajar
tidak semuanya sama kemampuan berpikirnya karena adanya perbedaan dari segi
biologis, intelektual dan psikologis.
Metode pengamatan dalam proses belajar dapat dilakukan
dengan mengajak siswa secara langsung pada lingkungan yang sesuai dengan materi
tersebut, akan tetapi seorang guru terlebih dahulu dalam memberikan materi,
siswa benar-benar memahami dengan benar dan tepat. Seorang guru harus dapat
menghubungkan materi dengan berbagai contoh dilapangan atau kemungkinan lain.
Namun dalam hal ini, seorang guru sudah dapat mengendalikan emosi siswa dengan
benar.
Dari semua metode yang digunakan dalam materi Akidah menurut saya yang tepat adalah metode yang
dapat menyentuh perasaan dan pemikiran siswa dengan tahap: 1) mengajak siswa
memperhatikan berbagai benda di alam, mengulang-ulang pelajaran yang lalu, dan
menceritakan cerita yang ada hubungannya dengan materi. 2) seorang guru membacakan
pelajaran dan menjelaskan kepada siswa. Kemudian mendiskusikan materi dengan
cara yang dapat menyentuh hati sanubari siswa sehingga bisa siswa terima dengan
puas. 3) seorang guru harus dapat
menghubungkan antara akidah yang telah siswa pelajari dan yang sedang
dipelajari dengan kejadian-kejadian yang ada di masyarakat, agar dapat siswa
membandingkan atau mencocokkan dengan akidah yang baru mereka pelajari. 4)
seorang guru mengambil inti materi dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh siswa. Dalam hal ini, seorang guru juga mengajukan pertanyaan kepada siswa
untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami materi yang diberikan.
D. Evaluasi pembelajaran
Dalam evaluasi materi tentang akidah ini tidak dapat di pahami sebagian siswa
karena memerlukan pemahaman yang tepat, oleh karena itu lakukan evaluasi sesuai
tingkat pikir siswa. Evaluasi ini juga tidak mencakup semua item-item
indikator.
Pada evaluasi multiple choice akan dijabarkan bahwa pada
item soal no 1, 2, 3, dan 5 sudah mencakup dalam pengertian akidah. Pada item
soal no 6 dan 7 sudah mencakup dalam prinsip-prinsip akidah. Pada item soal no
8 memuat ruang lingkup akidah. Pada item soal no 9, 10, dan 13 mencakup dalam
metode peningkatan akidah. Sedangkan pada item soal no 11, 12, 14, dan 15
mencakup dalam kualitas akidah dalam kehidupan.
Sedangkan jawaban singkat hanya memuat item soal no 1 dan
4 mencakup pengertian akidah. Pada item soal no 2 dan 3 mencakup pada
prinsip-prinsip akidah, dan pada item soal no 5 memuat kualitas akidah dalam
kehidupan.
Evaluasi hanya
berbentuk tes tertulis dengan jawaban singkat dan multiple choice. Menurut
saya, evaluasi harus memuat tes tertulis yang
menggambarkan sejauh mana siswa menguasai materi, tes lisan dilakukan
untuk mengetahui seberapa dalam pemahaman siswa dalam materi dan penilaian
sikap dan perilaku siswa dilakukan untuk mengetahui apakah siswa sudah dapat menerapkan materi
dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam bentuk tes tertulis multiple choice dalam materi akidah no. 4 pada
halaman 14 tidak ditemukan penjelasan tersebut, apabila seorang guru tidak
menambah pengetahuan maka akan kesulitan nantinya siswa dalam menjawab soal
tersebut.